Saturday, March 23, 2013

Periode Pertumbuhan Embrio



Periode Pertumbuhan Embrio
Terdiri atas 5 periode:
1. persiapan (gametogenesis)
2. pembuahan (fetilisasi)
3. pertumbuhan awal
4. antara
5. pertumbuhan akhir
Periode Persiapan
Kedua parent dipersiapkan untuk melakukan perkawinan atau pembiakan. Gamet mengalami proses pematangan sehingga mampu melakukan pembuahan.
Periode pembuahan
Kedua paren kawin, gamet melakukn perjalanan ke tempat pembuahan, kemudian kedua jenis gamet melakukan pembuahan
Periode Pertumbuhan awal
Pertumbuhan sejak zigot mengalami pembelahan berylang kali sampai saat embrio memiliki bentuk primitive. Bentuk primitive adalah bentuk dan susunan tubuh embrio secara umum terdapat pada berbagai jenis vertebrata.
Periode ini terdiri atas 4 tingkatan antara lain:
1. cleavage
2. blastula
3. gastrula
4. tubulasi
Periode antara (transisi)
Merupakan periode antara awal dan akhir. Embrio mengalami transformasi bentuk dan susunan tubuh secara berangsur sehingga akhirnya mencapai bentuk difinitif.
Bentuk definitive adalah embrio yang sudah seperti bentuk dewasa. Bentuk dan susunan tubuh merupakan ciri setiap spesies hewan. Bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitive mengalami deferensiasi terperinci dan lengkap. Periode antara disebut tingkat berudu, pada hewan yang embrionya mengalami tingkat tersebut adalah Pisces, Invertebrate dan Amphibia.
Periode pertumbuhan akhir
Pertumbuhan berntuk definitive sampai kelahiran Pada Anura berlangsung menjelang sekitar setelah metamorphosis. Pada Aves, beberapa hari sampai seminggu sebelum menetas, pada mamalia jauh lebih lama, pada manusia beberapa bulan menjelang kelahiran.
Pada hewan yang tidak berudu sukar sitentukan batas antara periode awal dan periode akhirnya (periode antara). Gabungan kedua periode ini disebut dengan tingkat organogenesis, yakni proses pembentukan alat tubuh serta mengkoordinasikannya dalam berbagai sistem.

Stem Cell



      Stem cell merupakan sel awal mula yang menumbuhkan semua organ tubuh manusia dalam perkembangan embrio manusia. Stem cell memiliki 3 kemampuan unik yaitu mereka memiliki kemampuan membelah dan memperbaharui (meregenerasi) diri mereka sendiri berulang-ulang untuk waktu yang lama, mereka belum terspesialisasi, dan mereka dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. 
         Kemampuan stem cell untuk berdiferensiasi dipengaruhi oleh 2 signal yaitu signal internal dan signal eksternal. Signal internal berupa gen-gen yang berisi kode-kode untuk mengatur struktur dan fungsi seluler. Signal eksternal dapat berupa senyawa kimia yang disekresikan oleh sel lain, kontak fisik dengan sel tetangga, atau pengaruh molekul tertentu dalam lingkungan mikro (seluler) disekitarnya. Hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan. Misalnya, bisakah kita mengidentifikasi signal khusus yang mendorong differensiasi sel menjadi jenis sel tertentu sehingga kita dapat mengaplikasikannya secara in – vitro? Ada 3 tingkatan dalam stem cell :
  1. Sel telur yang sudah mengalami fertilisasi bersifat totipotent, memiliki kemampuan total untuk berdiferensiasi menjadi jenis sel apapun
  2. Pluripotent stem cell, dapat berdiferensiasi menjadi jenis sel apapun (dapat membetuk 3 lapisan germinal : ektoderm, mesoderm, dan endoderm) kecuali jenis sel yang dibutuhkan selama perkembangan fetus (jaringan ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat). Contohnya adalah embryonic stem cell. 
  3. Multipotent stem cell yang hanya dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tertentu.

Thursday, March 14, 2013

DEHIDRASI

DEHIDRASI
Adalah penarikan molekul air dari dalam jaringan. Dilakukan setelah proses fiksasi, kegagalan / ketidaksempurnaan pada proses ini menyebabkan kegagalan pada langkah selanjutnya.
Sel pada jaringan hidup mengandung air ± 85% , air tidak tercampur dengan paraffin / seloidin sehingga perlu dehidrasi. Kemikalia yang digunakan : ethanol, Dioxane, Acetone dsb. Dehidrasi menggunakan alkohol bertingkat mulai konsentrasi rendah sampai absolut.

Fiksasi

FIKSASI
Suatu usaha untuk mempertahankan elemen-elemen sel / jaringan agar tetap pada tempatnya dan tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Zat yang digunakan : fiksatif.
Fiksatif :
- Mempunyai kemampuan mengubah indeks bias bagian sel sehingga mudah dilihat dengan mikroskop.
- Membuat jaringan mudah menyerap zat warna.
Lama fiksatif tergantung :
- Macam jaringan
- Tebal tipisnya jaringan
- Macam fiksatif yang dipergunakan.
Macam-macam fiksatif
a. Larutan fiksatif sederhana
Hanya mengandung satu macam zat saja. Misal : etanol 70-100% ; Formaldehyde 4-10% ; Asam asetat 0,3-5% ; Asam pikrat ; asam Chromiat 0,5-1 % dll.
b. Larutan Fiksatif Majemuk / campuran
Mengandung lebih dari satu macam zat. Misal : larutan Bouin (asam pikrat, formalin dan asam asetat glasial) ; Larutan Zenker (merkuri chlorida, potassium dichromate, aquadest) dll.
Larutan Zenker : Nuklei dan jaringan pengikat sangat terpulas baik terutama jaringan tumor.

Metode Irisan

Metode Irisan
Suatu metode pembuatan sediaan dengan jalan membuat suatu irisan dengan tebal tertentu sehingga dapat diamati dengan mikroskop.
Ada 2 macam metode irisan :
- Metode irisan dengan tangan
- Metode irisan dengan mikrotom

Jenis-Jenis Mikrotom

Beberapa macam mikrotom, yaitu :
1.   Mikrotom geser (sliding microtome). Pada alat ini, jaringan tetap berada pada tempatnya, sedang pisaunya yang bergerak. Pada umumnya jaringan yang akan dipotong dengan mikrotom geser adalah jaringan yang tanpa penanaman (embedding) terlebih dulu. Disini tidak akan terjadi pita irisan. Jaringan yang akan diiris sebelumnya dapat diwarnai dengan pewarnaan tunggal, ataupun tanpa pewarnaan terlebih dahulu. Metode ini banyak dikerjakan untuk pengirisan jaringan tumbuh-tumbuhan.
2.    Mikrotom beku (freezing microtome). Alat ini dihubungkan dengan tabung berisi CO2 dingin, melalui suatu pipa karet. Mikrotom ini, keadaannya sama dengan mikrotom geser yaitu jaringan tetap berada pada tempatnya sedang pisau mikrotomnya yang bergerak ke muka dan ke belakang.
           3.      Mikrotom putar (rotary microtome). Berbeda dengan 2 jenis mikrotom diatas, yaitu bahwa       
                 pada mikrotom ini, pisau tetap pada tempatnya sedang jaringannya yang bergerak ke atas dan 
                 ke bawah. Jenis mikrotom ini yang biasanya digunakan untuk pembuatan sediaan irisan dengan 
                 metode parafin.

Wednesday, March 13, 2013

Growth Phase and Growth Theory

A. Fase pertumbuhan terdiri dari fase pertumbuhan prenatal dan postnatal. Prenatal adalah pertumbuhan sejak telur matang dan dibuahi sampai lahir, sedangkan postnatal adalah pertumbuhan sejak lahir sampai dewasa. Gabungan pertumbuhan prenatal dan postnatal disebut ontogeny, sedang fase prenatal diliputi oleh ilmu Embriologi. 

B. Teori pertumbuhan terdiri dari: 
 A.Teori preformasi
Berbagai embrio sudah ada dalam telur telah dan terbentuk sempurna, sebagai miniatur yang terkandung dalam biji. Teori ini diperkenalkan Marcello Malpighi  (1628 – 1694). Teorinya itu dimuat berupa karangan dimajalah “Proceeding” yang diterbitkan oleh The Royal Society of London, dengan judul : “De Ovo Incubato”  (perkembangan embrio ayam). Katanya setiap organ dalam embrio ayam itu sudah terbentuk sempurna dalam telur yang sudah dibuahi.
Ada dua aliran kemudian tumbuh dari teori preformasi ini, yaitu:
- Ovulisme
Aliran ini berpendapat bahwa pada ovum terkandung alat-alat dalam bentuk mini, sedangkan spermatozoa itu hanya untuk merangsang pertumbuhan embrio.
- Animalculisme.
Aliran ini berpendapat bahwa pada spermatozoon terkandung alat mini, dan tubuh wanita hanyalah sebagai tempat tumbuh.  
Aristoteles (384 – 322 Sebelum Masehi), dalam dua bukunya berjudul “De Generatione Animalium” dan “De Historia Animalium” sudah lebih maju dari pendapat Malpighi dan mendekati teori modern. Dari pengamatannya terhadap embrio ayam, Aristoteles menarik kesimpulan bahwa pada embrio sudah ada jantung dan pembuluh darah; tapi belum ada alat-alat  lain seperti paru-paru. Alat-alat ini tumbuh kemudian secara berangsur-angsur.
B.Teori Epigenesis
Teori ini menyatakan, bahwa dalam telur tidak ada miniatur alat-alat. Alat-alat itu tumbuh secara berangsur. Teori ini ialah diperkenalkan oleh Caspar Friedrich Wolff (1733 – 1794). Ia mendasarkan teorinya kepada penelitian embriologi. Katanya teori preformasi tak bisa diakui, karena terbukti usus ayam tidak terbentuk berupa tabung yang sudah jadi, tapi mula-mula berupa lipatan dari lapisan gepeng yang masih suatu jaringan pada awal pengeraman. Ia menulis teorinya dalam bukunya yang berjudul “Theoria Generationis”.
C. Teori Pertumbuhan Lainnya:

1. Teori pangenesis dikemukakan oleh Carles Darwin (1809-1882) dikatakan di dalam sel kelamin terdapat  tunas-tunas yang akan bekembang setelah sel telur dibuahi sel seperma. 
2. Teori plasma benih dikemukakan oleh August Weismann (1834-1914) mengatakan gamet tidak dihasilkan oleh jaringan tubuh tetapi oleh jaringan khusus (yang saat sekarang dikenal sel kelamin) sehingga jika ada kecacatan pada jaringan tubuh tidak akan diwariskan pada keturunannya. 
3. Teori pangenesis dikemukakan oleh Carles Darwin (1809-1882) dikatakan di dalam sel kelamin terdapat tunas-tunas yang akan bekembang setelah sel telur dibuahi sel seperma.

4.  Hukum Biogentik dikemukakan oleh Haeckel (1834-1919) mengaitkan ontogeni dengan fiologeni. Inti dari teori ini adalah ontogeni merekapitulasi filogeni.

Sunday, March 10, 2013

MK: Struktur Hewan

Dalam perkuliahan disajikan secara mikroskopis jaringan epitel, jaringan ikat, otot dan tulang. Membandingkan secara makroskopis sistem integumen, otot, tulang, pencernaan, sirkulasi dan pembuluh darah, pernapasan, ekskresi, organ indra, koordinasi sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem reproduksi vertebrata.

MK: Zoologi Invertebrata



Tujuan          
Memahami prinsip-prinsip taksonomi dan nomenklatur dan dapat menerapkannya untuk hewan Invertebrata.  Mengenal sifat, karakteristik, dan kekerabatan kelompok-kelompok terpenting serta mengetahui kedudukan dalam hirarki taksonomi, perikehidupan, daerah penyebaran dan kepentingan untuk manusia bagi contoh-contoh terpilih.

Materi Kuliah
Mata kuliah  membahas tentang klasifikasi, prinsip-prinsip taksonomi dan tata nama, ciri-ciri khas, , struktur anatomi, morfologi, fisiologi dan perikehidupan ekologi hewan yang digolongkan dalam subphylum Invertebrata mulai dari : Protozoa,  Radiata,  Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Aschelminthes, Annelida,  Molusca,  Arthropoda dan Insecta,  Echinodermata dan manfaatnya bagi manusia. 

Pustaka         
Barnes, Robert, D. (1980) Invertebrata Zoology. Saunder college. Philadelphia; R.L. Kotpal, S.K. Agarwal, and R.P. Khetarpal (1981). Modern Textbook of Zoology Invertebrates. New Delhi: Rastogi Publication; Radiopoetro. (1983). Zoology. Jakarta: Erlangga.


Description of The Embryology Lecture

This course discusses the development of animals (especially vertebrates) ranging from the formation of gametes, fertilization, cleavage, blastulasi, gastrulation, neurulasi, organ formation, extra embryonic membranes, regeneration, metamorphosis, and developmental abnormalities.
At the end of this course, students are expected to understand the process of the development of animals and developmental abnormalities as well as the application of science in this field.


Mata kuliah ini membahas tentang proses perkembangan hewan (terutama hewan vertebrata) mulai dari pembentukan gamet, fertilisasi, pembelahan, blastulasi, gastrulasi, neurulasi, pembentukan organ, selaput extra embrio, regenerasi, metamorfosis, dan kelainan perkembangan.
Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami proses perkembangan hewan dan kelainan perkembangan serta aplikasi ilmu di bidang ini.

Saturday, March 9, 2013

Description of The Microtechnique Lecture



This course discusses the use of microtome, making full preparations, making smear preparations, making preparations for the paraffin method of animal and plant tissues, the introduction of a variety of fixatives, dye, bleach, and observation preparation lab results.

Highlights: This course contains theory and practical of all the topics mikroteknik. Topics in this course can be developed: the objectives and basic principles of manufacturing preparations, in vitro animal preparations manufacture, manufacture of animal histology preparations, making preparations in vitro plants, manufacturing plants histological preparations

Purpose of this course to provide knowledge and skills about making preparations laboratory microscopic plants and animals both incision and intact organisms

 
Mata kuliah ini membahas tentang penggunaan mikrotom, pembuatan preparat utuh, pembuatan preparat apusan, pembuatan preparat dengan metode paraffin untuk jaringan hewan maupun tumbuhan, pengenalan macam-macam fiksatif, zat warna, penjernih, dan pengamatan sediaan hasil praktikum.
Pokok Bahasan: Perkuliahan ini berisi teori dan praktikum dari semua topik mikroteknik. Topik pada perkuliahan ini dapat dikembangkan: tujuan dan prinsip dasar pembuatan preparat, pembuatan preparat in vitro hewan, pembuatan preparat histology hewan, pembuatan preparat in vitro tumbuhan, pembuatan preparat histology tumbuhan 
Tujuan perkuliahan ini untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan laboratorium tentang pembuatan preparat mikroskopis hewan dan tumbuhan baik sayatan maupun organisma utuh